Pages

Ads 468x60px

Wednesday, December 22, 2010

Mancing Di Teluk Lampung


Sudah 4 bulan gak pernah mancing lagi, terakhir pas masih sibuk di salah satu proyek panjang yang menyita banyak waktu. akhirnya kerinduan akan sensasi strike ketika mendapat ikan terbayarkan.

ini pengalaman pertama saya mancing di pulau, biasanya mancing saya lakukan di kolam ataupun sungai. lokasi pemancingan cukup jauh, sekitar 3 jam dari kota Bandar lampung. kata teman saya tempat ini namanya Mahitam.

Pagi pagi sekitar pukul 04.00 WIB dengan sepeda motor perjalanan dimulai. diawali dengan membeli umpan pancing berupa cumi cumi di salah satu Tempat Pelelangan Ikan (TPI) di pinggir kota Bandarlampung. cumi yang didapat hanya sedikit, kecil kecil dan kurang segar.

pukul 05.40 WIB kami tiba di Pelabuhan Ketapang, dengan menyewa perahu nelayan, perjalanan di lanjutkan menuju Pulau Mahitam. kurang lebih 30 menit kami pun tiba.


Perjalanan ke pulau (teman teman saya)

Perahu menepi di Pulau Mahitam yang berada di teluk lampung, pulau ini hanya di huni oleh petugas jaga, karena di sini terdapat dua buah mercusuar yang difungsikan pada malam hari. pemandangan dari sini cukup bagus, kita masih bisa melihat kota Bandarlampung, keindahan Gunung Rajabasa, dan Gunung Anak Krakatau. Air disini sangat jernih, dengan ombak yang tenang sehingga banyak petani kerambah yang membudidayakan ikan kerapu dan ikan ikan budidaya lainnya.


Mercusuar Pulau Mahitam (lebih mirip BTS)

Umpan pertama di lepas dengan menggunakan Joran kecil yang mampu mengangkat beban maksimal 4 Kg, karena memang belum berpengalaman mancing di laut saya mengalami kesulitan, ketika ikan menyambar umpan saya, kail dibawa ke dasar hingga menyentu permukaan karang, alhasil kail tersangkut dan kejadian ini berulang beberapa kali.

Strike pertama..
salah satu kail teman saya disentuh ikan, dan seekor kerapu macan diangkat dari habitatnya. jika dilihat dari tarikannya, saya menduga ikan ini lumayan besar.. ternyata saya salah, ikan kerapu yang didapat tak lebih dari 10cm. Hahahaha...

Double strike..
Langit mendung berawan sapanjang siang, air pasang tak kunjung surut, namun strike tak henti samapi disitu saja, sekitar pukul 08.00 WIB doble strike.. dua joran diangkat kembali, dan kali ini lumayan, ikan yang di dapat sedikit lebih besar.

jam menunjukkan pukul 09.00 Wib. ikan sepertinya kelaparan, kami tak henti henti mendapat sambaran ikan. sekitar 15 ekor ikan dinaikkan. dan untung saja saya juga merasakan sensasi itu (akhirnya.. hahahaha...)

hari itu kondisi badan saya kurang fit, karena beberapa hari sebelumnya saya baru saja pulang dari Kota Bandung yang selalu hujan.

air laut yang jernih menggoda saya untuk menikmati keindahan bawah laut, dan saya pun mencoba snorkeling. karena memang badan sedang tidak fit, saya hanya menikmati air laut kurang lebih 30 menit saja.


peralatan mancing dan snorkeling

setelah badan cukup kering, saya berburu foto disekitar pulau.. sayang sekali langit tidak cerah, mendung berawan dan kadang hujan menemani acara kami saat itu.

Pukul 11.00.. hari sudah mulai siang, saatnya memasak hasil mancing untuk makan. oh iya, sebelum berangkat kami memang sudah menyiapkan peralatan masak seperti wajan, panci bumbu masakan, dll. walaupun laki laki semua, masakan kami sangat enak.. entah karena lapar, atau memang masakannya sangat lezat. jangan ditanya soal bentuk yang menggugah, melihatnya saja aneh.. hahahaha.. tapi ketika masakan tadi masuk ke mulut dan menelusuri lambung yang "dangdutan" kenikmatan masakan hasil tangkapan sangat terasa. benar kata pepatah "jangan menilai sesuatu dari bentuk fisiknya".


bumbu masakan

masak ala koki restoran


makaaaan

setelah makan siang, acara bebas.. ada yang mancing, ada yang tidur, dan ada yang berburu foto (ini bagian saya.. hahaha..).

Jepret iseng, bunga ini banyak sekali dipulau

jam 15.30 Wib, perahu nelayan tadi akan menjemput sekitar pukul 16.00 wib. dan sebelum meninggalkan pulau, kami melakukan ritual wajib, yaitu kerja bakti ngumpulin sampah, daun daun untuk kemudian di bakar. setidaknya untuk meminimalkan sampah sampah yang ada disekitar pulau khususnya spot pemancingan.

saudah lewat pukul 17.00 wib, perahu tak kunjung datang, kami pun ngobrol ngobrol dengan seorang bapak penjaga pulau. sambil berbagi pengalaman mancing dengannya. dan tak lama kemudian perahu pun datang.

hampir pukul 18.00 wib, perahu merapat kembali dipulau Sumatera, muncul ide untuk mengunjungi sungai air panas yang berjarak sekitar 15 menit perjalanan dari tempat berlabuh. benar saja, ini adalah sebuah sungai kecil dengan air yang panas (gak tau berapa derajat, yang jelas kaki saya hanya bertahan 1 detik ketika direndam) dan asin. dari jauh sungai ini nampak hijau, karena hanya lumut yang mampu bertahan hidup didalamnya.

setelah puas dengan sungai air panas, kami pun pulang.

Tips

1. Umpan pancing berupa cumi, lebih mudah dicari ketika malam bulan purnama (kata nelayan sekitar).

2. Jika ingin mancing di laut, perhatikan laporan ketinggian gelombang, akan sangat berbahaya jika gelombang sedang tinggi.

3. beli kail yang banyak, karena ikan sering membawa kail masuk ke karang. alhasil, nyangkut deh..

4. sinyal HP yang saat itu ada adalah Telkomsel.

5. jika menyeberang ke pulau, dan dijemput perahu sore harinya, ada baiknya meminta nomor pemilik perahu yang dapat dihubungi.

6. Jagalah kebersihan. minimal untuk tidak membuang sampah sembarangan agar tidak mencemari lingkungan dan merusak ekosistem.

7. Stop Vandalisme, saya cukup risih melihat banyak corat coret di batu batu karang dan sekitar mercusuar.

Biaya biaya*
Perahu (antar jemput) IDR 80.000 hingga IDR 100.000.

*bisa berubah sewaktu waktu, tergantung nego dan harga bbm.

Just for share.. "Dapet ikannya?", "dapet Ma.. tapi kecil kecil.."


Monday, December 13, 2010

Ke Bandung ah..

Libur 4 hari berturut2 tanggal 4 - 7 Desember kemarin iseng2 jalan ke Bandung. sekalian ketemu kawan kawan SMA dulu, adem banget tuh kota walaupun sudah agak panas sekarang ini.. dengan perlengkapan biasa, tas ransel, kamera SLR, HP dengan GPS, 2 ATM yang siap siaga kapan saja. hahahaha..

Dari Lampung saya naik travel ke Pelabuhan Bakauheni.. kenapa travel? karena jalan menuju bakauheni putus (pada saat itu) akibat longsor, dan mobil bus atau kendaraan yang memiliki roda lebih dari 4 dialihkan melalui jalur alternatif sehingga menambah waktu tempuh 3 - 4 jam jadi total waktu tempuh antara 5-7 jam (tergantung kepadatan lalu lintas) sedangkan saya harus tiba di Bandung sebelum jam 8 malam.


Jalur menuju Bakauheni (foto diambil temen ane David Carmel Siagian dari mobil travel menggunakan kamera handphone)

sesampainya di pelabuhan, saya nyeberang ke merak menggunakan kapal ferry.. ombak cukup stabil. Setelah sholat Jum'at, saya meneruskan perjalanan dari merak menggunakan Bus ****** yang kata temen saya lama banget... bener deh, dari merak ke Bandung 8 jam. ajiiiib..

Pukul 21.40 saya akhirnya tiba di Terminal Leuwipanjang. disambut dengan hujan deras..

Hari pertama,
Sabtu pagi, tempat pertama yang saya kunjungi di Bandung adalah Lembang, dengan modal nekat aja, saya dan teman saya (yang bukan orang Bandung juga) iseng2 ke Taman Wisata Alam Kawah Tangguban Perahu. awalnya naik angkot dari Stasiun Hall tujuan Lembang, mobil warna krem dengan jenis L300 dengan kabin penumpang saling berhadapan. di tengah perjalanan, ada angkot (saya lupa rutenya) berwarna kuning.. "kawah kawah.. " kata sopirnya. dan saya turun, lalu naik angkot kuning tersebut.

Tarif perorang (plus tiket masuk tempat wisata) angkot kuning tersebut 40ribu.. buseeet.. saya dan temen saya cuma bengong saja. akhirnya nego dengan abang sopir, kami pun "nyewa" mobil angkot tadi. Harganya rahasia deh.. kemahalan.

Kawah Tangkuban Perahu


Penjual Angklung (suaranya merdu banget)

ke Tangkuban Perahu gak seru kalo nggak ke kawah Domas, kami pun turun dari Kawah Putri menuju kawah domas, melalui jalur pendakian 1.3 KM (2,6 KM naik - turun) jalan kaki dengan jalur curam (yang ini jangan ditiru kalo gak pernah mendaki gunung). Kawah Domas adalah sumber mata air panas di kaki gunung Tangkuban Perahu, dan menjadi sumber mata air panas Ciater, dikawah ini kita bisa merebus telur sampai matang, yang lupa bawa telur, disana disediakan telur dengan harga Rp. 2.500 per butir. sepanjang perjalanan turun - naik gunung kita disuguhi pemandangan hutan pegunungan dengan tumbuhan lumut yang indah.


Lumut sepanjang jalur


Kawah Domas


Foto fotonya banyak, tapi nanti deh ditambahin.... (kalo sempat).

kira kira pukul 15.00 WIB kami memutuskan pulang, tapi di perjalanan ada ide untuk mampir sebentar di Obsevatorium Boscha yang juga berada di Lembang. Oh iya, jika mengunjungi tempat ini, kita harus membawa surat izin dari instansi baik itu sekolah, universitas atau kantor. dengan mendaftar terlebih dahulu tentunya. jika tidak, kita hanya bisa menikmati observatorium ini dari luar.

Observatorium Boscha


Bunga apa namanya di dekat Obsevatorium

Hari Kedua,
Minggu.. terdiri dari empat orang dan tujuan kali ini adalah Ciwidey dengan kawah putihnya.. dari depan Univesitas Padjadjaran, kami berempat naik Bus ke Leuwipanjang, kemudian nyambung (lagi lagi) mobil angkot warna kuning. (lagi lagi) sial, kami harus membayar mahal.
di Kawah Putih, kami disambut hujan deras. SLR saya lembab berembun, dan foto foto hasilnya agak kabur.

Kawah Putih

Hari Ketiga,
Senin, dan kemana? tangkuban perahu lagi ternyata hahahaha..

Hari Keempat,
Selasa pagi diawali dengan jalan kaki dari stasiun hall ke gedung sate, dengan keliling dulu sebelumnya.. di perjalanan kami bertemu dengan pawai peringatan Tahun Baru Hijiriah.

Pawai Tahun Baru Hijiriah 1432 H

oh iya, Gedung sate adalah gedung pemerintahan tingkat satu Provinsi Jawa Barat. disebut gedung sate karena gedung ini terdapat antena yang lebih mirip sate di bagian atas gedung. konon fungsinya sebagai penangkal petir. seperti halnya Monas, Jembatan Ampera, dan Mesjid Raya.. Gedung Sate adalah icon Jawa Barat. ke Bandung gak liat gedung ini kayak gak ke Bandung.


Gedung Sate

Di dekat gedung sate terdapat Musium geologi.. musium ini buka setiap hari kecuali Jum'at dan hari Libur nasional. hari Minggu buka seperti biasa. saya tidak bisa masuk, karena hari Selasa bertepatan dengan hari libur tahun Baru Hijiriah.

Musium Geologi

Dari gedung Sate dan Musium geologi, jalan kaki dilanjutkan ke Monumen Perjuangan Rakyat Jawa Barat. monumen ini terletak persis di depan UnPad Jl. Dipati Ukur. hari minggu, monumen ini ramai oleh masyarakat sekitar yang berolahraga, kumpul kumpul, kegiatan kemahasiswaan, dan jual beli. disini dapat kita temui delman yang siap mengantar kita keliling. saya nggak naik delman, jadi tidak tau berapa tarifnya.

Monumen Perjuangan Rakyat Jawa Barat

Jam tepat pukul 10.30 WIB, kami pulang dengan menumpang angkutan umum. siang sampai sore hari hanya menghabiskan waktu di Gramedia dan Bandung Elektronik Center. kebetulan saya sedang mencari Novel untuk dibaca di perjalanan pulang malam harinya dan mencari ear phone untuk mendengar musik.

Selasa Malam, saya pulang.

Tips :

1. Seperti biasa, cari informasi sebanyak banyaknya dan minta doa kepada orang terdekat.

2. untuk menikmati wisata di luar Kota Bandung, kita lebih baik menyewa kendaraan roda empat, lebih hemat loh.. syaratnya juga gampang.

3. Ke tangkuban Perahu, jika ingin menikmati kawah Domas, lebih baik turun melalui jalur aspal. hingga bertemu pintu gerbang kawah domas.

4. Kawah Putih, kawah ini mengandung belerang pekat. bawalah masker agar tidak terlalu banyak menghirup asap belerang.

5. Bandung adalah kota hujan, bawalah jaket dan payung.

6. ikuti aturan adat sekitar, jaga kelestarian alam,

7. gunakan Bus malam jika ingin tiba di Bandung lebih cepat.

Semoga Bermanfaat.. Setiap perjalanan, selalu ada cerita baru didalamnya.

Biaya - Biaya* :
Travel = IDR 40.000
Ferry = IDR 10.000
Bus Merak - Bandung = IDR 55.000
Sewa Mobil (karimun) = IDR 150.000 / 12 Jam.

*harga saat keberangkatan saya, bisa berubah sewaktu waktu.

NB : ini hasil perjalanan saya, just for share.. Foto foto adalah hasil bidikan kamera saya kecuali jalur bakauheni.
 
Blogger Templates