Sudah 4 bulan gak pernah mancing lagi, terakhir pas masih sibuk di salah satu proyek panjang yang menyita banyak waktu. akhirnya kerinduan akan sensasi strike ketika mendapat ikan terbayarkan.
ini pengalaman pertama saya mancing di pulau, biasanya mancing saya lakukan di kolam ataupun sungai. lokasi pemancingan cukup jauh, sekitar 3 jam dari kota Bandar lampung. kata teman saya tempat ini namanya Mahitam.
Pagi pagi sekitar pukul 04.00 WIB dengan sepeda motor perjalanan dimulai. diawali dengan membeli umpan pancing berupa cumi cumi di salah satu Tempat Pelelangan Ikan (TPI) di pinggir kota Bandarlampung. cumi yang didapat hanya sedikit, kecil kecil dan kurang segar.
pukul 05.40 WIB kami tiba di Pelabuhan Ketapang, dengan menyewa perahu nelayan, perjalanan di lanjutkan menuju Pulau Mahitam. kurang lebih 30 menit kami pun tiba.
Perjalanan ke pulau (teman teman saya)
Perahu menepi di Pulau Mahitam yang berada di teluk lampung, pulau ini hanya di huni oleh petugas jaga, karena di sini terdapat dua buah mercusuar yang difungsikan pada malam hari. pemandangan dari sini cukup bagus, kita masih bisa melihat kota Bandarlampung, keindahan Gunung Rajabasa, dan Gunung Anak Krakatau. Air disini sangat jernih, dengan ombak yang tenang sehingga banyak petani kerambah yang membudidayakan ikan kerapu dan ikan ikan budidaya lainnya.
Mercusuar Pulau Mahitam (lebih mirip BTS)
Umpan pertama di lepas dengan menggunakan Joran kecil yang mampu mengangkat beban maksimal 4 Kg, karena memang belum berpengalaman mancing di laut saya mengalami kesulitan, ketika ikan menyambar umpan saya, kail dibawa ke dasar hingga menyentu permukaan karang, alhasil kail tersangkut dan kejadian ini berulang beberapa kali.
Strike pertama..
salah satu kail teman saya disentuh ikan, dan seekor kerapu macan diangkat dari habitatnya. jika dilihat dari tarikannya, saya menduga ikan ini lumayan besar.. ternyata saya salah, ikan kerapu yang didapat tak lebih dari 10cm. Hahahaha...
Double strike..
Langit mendung berawan sapanjang siang, air pasang tak kunjung surut, namun strike tak henti samapi disitu saja, sekitar pukul 08.00 WIB doble strike.. dua joran diangkat kembali, dan kali ini lumayan, ikan yang di dapat sedikit lebih besar.
jam menunjukkan pukul 09.00 Wib. ikan sepertinya kelaparan, kami tak henti henti mendapat sambaran ikan. sekitar 15 ekor ikan dinaikkan. dan untung saja saya juga merasakan sensasi itu (akhirnya.. hahahaha...)
hari itu kondisi badan saya kurang fit, karena beberapa hari sebelumnya saya baru saja pulang dari Kota Bandung yang selalu hujan.
air laut yang jernih menggoda saya untuk menikmati keindahan bawah laut, dan saya pun mencoba snorkeling. karena memang badan sedang tidak fit, saya hanya menikmati air laut kurang lebih 30 menit saja.
peralatan mancing dan snorkeling
setelah badan cukup kering, saya berburu foto disekitar pulau.. sayang sekali langit tidak cerah, mendung berawan dan kadang hujan menemani acara kami saat itu.
Pukul 11.00.. hari sudah mulai siang, saatnya memasak hasil mancing untuk makan. oh iya, sebelum berangkat kami memang sudah menyiapkan peralatan masak seperti wajan, panci bumbu masakan, dll. walaupun laki laki semua, masakan kami sangat enak.. entah karena lapar, atau memang masakannya sangat lezat. jangan ditanya soal bentuk yang menggugah, melihatnya saja aneh.. hahahaha.. tapi ketika masakan tadi masuk ke mulut dan menelusuri lambung yang "dangdutan" kenikmatan masakan hasil tangkapan sangat terasa. benar kata pepatah "jangan menilai sesuatu dari bentuk fisiknya".
bumbu masakan
masak ala koki restoran
makaaaan
setelah makan siang, acara bebas.. ada yang mancing, ada yang tidur, dan ada yang berburu foto (ini bagian saya.. hahaha..).
Jepret iseng, bunga ini banyak sekali dipulau
jam 15.30 Wib, perahu nelayan tadi akan menjemput sekitar pukul 16.00 wib. dan sebelum meninggalkan pulau, kami melakukan ritual wajib, yaitu kerja bakti ngumpulin sampah, daun daun untuk kemudian di bakar. setidaknya untuk meminimalkan sampah sampah yang ada disekitar pulau khususnya spot pemancingan.
saudah lewat pukul 17.00 wib, perahu tak kunjung datang, kami pun ngobrol ngobrol dengan seorang bapak penjaga pulau. sambil berbagi pengalaman mancing dengannya. dan tak lama kemudian perahu pun datang.
hampir pukul 18.00 wib, perahu merapat kembali dipulau Sumatera, muncul ide untuk mengunjungi sungai air panas yang berjarak sekitar 15 menit perjalanan dari tempat berlabuh. benar saja, ini adalah sebuah sungai kecil dengan air yang panas (gak tau berapa derajat, yang jelas kaki saya hanya bertahan 1 detik ketika direndam) dan asin. dari jauh sungai ini nampak hijau, karena hanya lumut yang mampu bertahan hidup didalamnya.
setelah puas dengan sungai air panas, kami pun pulang.
Tips
1. Umpan pancing berupa cumi, lebih mudah dicari ketika malam bulan purnama (kata nelayan sekitar).
2. Jika ingin mancing di laut, perhatikan laporan ketinggian gelombang, akan sangat berbahaya jika gelombang sedang tinggi.
3. beli kail yang banyak, karena ikan sering membawa kail masuk ke karang. alhasil, nyangkut deh..
4. sinyal HP yang saat itu ada adalah Telkomsel.
5. jika menyeberang ke pulau, dan dijemput perahu sore harinya, ada baiknya meminta nomor pemilik perahu yang dapat dihubungi.
6. Jagalah kebersihan. minimal untuk tidak membuang sampah sembarangan agar tidak mencemari lingkungan dan merusak ekosistem.
7. Stop Vandalisme, saya cukup risih melihat banyak corat coret di batu batu karang dan sekitar mercusuar.
Biaya biaya*
Perahu (antar jemput) IDR 80.000 hingga IDR 100.000.
*bisa berubah sewaktu waktu, tergantung nego dan harga bbm.
ternyata teman2 kuliah dulu neh..
ReplyDeleteank kosan dorothy..
Jono, Rudi S.
Bung Erwan, pa dio kbr?
mantap sekali cuma photo ikannya gak ada??? krapuu oh krapuu
ReplyDelete